Sunday, May 29, 2005

Pengalaman programming pertamanku...

Alhamdulillah aku cukup beruntung sudah mempunyai komputer di rumah sejak aku masih kecil Bapak ku dulu pernah beli komputer Apple, tapi itu ga bertahan lama di rumah. Kami pun memiliki sebuah IBM PC XT compatible dengan monitor CGA (4 warna). Aku ga terlalu yakin sudah berapa kali komputer di rumah gonta-ganti, yang jelas dulu sempat punya printer dengan pita warna, merk Epson pula kalo ga salah. Itu sekitar tahun 1986. Aku masih SD kelas 1 waktu itu.

Nah, sewaktu aku sudah SMP, kalo ga keliru kelas 2, saya menemukan sebuah kamus komputer di tumpukan buku di rumah, judulnya "A Computer Dictionary for Kids and Other Beginners"


Sampul bukunya

Nah di dalam buku itu, ada artikel yang berjudul, "How to program inches into bananas". Artikel itu berisi pengalaman seseorang ngajar pemrograman BASIC ke sekolah dasar (atau SMP ya?). Di artikel itu pula ada source code program BASIC yang dia gunakan untuk ngajar itu. Karena di rumah ada komputer, dan kebetulan pula ada disket program yang ada BASIC interpreter, akhirnya aku iseng nyobain ngetik program itu. Artikel itu kutampilkan di sini:


Program pertama yang kuketik ("How to program Inches into Bananas")

Pertama kucoba program itu, rasanya ... mmm ... seneng bgt! Lha gimana, kini aku bisa nyuruh komputer melakukan sesuatu sesuai kehendakku :)

Buat yang baru mengenal komputer di akhir tahun 90-an, mungkin perlu kuceritakan keadaan jaman sebelumnya tuh kayak apa. Tahu ga, bbrp game yg dibuat tahun 80-an didistribusikan dlm bentuk source code bahasa BASIC-nya. Biasanya, di disket itu ada program BASIC, dan untuk menjalankan program dalam bahasa BASIC, interpreter BASIC itu mesti dijalankan dulu. Kalo ga keliru, di command prompt kita ketik a:>basic lalu enter. Lalu untuk menjalankan sebuah program (ekstensi *.BAS), kita ketik perintah LOAD (kalo ga salah), lalu di-RUN. (jangan mbayangkan ada menu apalagi editor window, semua masih di console)

Bermula dari artikel di buku tadi, minatku dan pemahamanku pada pemrograman komputer mulai tumbuh, dan akhirnya skrg itu sdh menjadi bagian dari pekerjaanku :)

Oia, aku jadi ingat. Bbrp teman dulu pernah tanya. Kalo mau belajar programming, enaknya belajar bahasa apa dulu? Err... kalo aku dulu sih pertama belajar BASIC, walopun menurutku C is still my favorite :p
Thursday, May 26, 2005

Sama aja kayak keledai

*mode umpatan on*

Tadi aku berniat naik bus kota dari kantor ke bengkel di Sagan. Aku agak lupa2 ingat nomor bus yang harus kunaiki biar langsung turun di depan bengkelnya, jalur 6 kalo ga salah. Tapi mbuh dasar aku bolot atau gimana aku naik bus nomor 2. Padahal baru bbrp hari yg lalu aku naik bus yang sama ke gramedia yang jelas2 tidak lewat sagan. Begitu aku naik, barulah kusadari hal ini. Lalu aku minta turun dan ga usah bayar.

Nah, sekarang bagian yang parah. Abis itu aku nunggu bus nomor 6 lewat, tapi yang muncul kebanyakan nomor 7 dan angkot2 kuning. Aneh bin ajaib, begitu ada bus nomor 2 lewat, malah ku-stop dan kunaiki!!! Edan, pikirku. Begitu busnya belok ke jalan yang berbeda dg arah sagan, aku langsung minta turun, untung ga usah bayar (lagi).

Abis itu, entah kenapa aku malah naek bus jalur 4 dan berharap busnya lewat bengkel nya, yang ternyata ... tidak.

What's wrong with me??

*mode umpatan off*
Sunday, May 22, 2005

Msh kepikiran sm Jkt trs

Just FYI, sejak selasa kemarin aku dah balik ke Jogja. Urusanku di Jakarta dah beres, dah selesai. Tapi rasanya aku masih pengin aja tetep di jakarta, setidaknya beberapa hari aja lah. Lha kemarin aku belum sempat nengok keponakan baruku di Bintaro, belum ketemu ama sepupu yang udah janjian ketemu di rumahnya di cibubur, belum ketemu sahabat kalian di ragunan :p, dan masih buanyak lagi. Ternyata 1,5 bulan tinggal di jakarta dah lebh dari cukup untuk membuatku betah, dan rasanya waktu sebulan setengah itu cepet buanget jadi pengin lebih lama tinggal di situ.

Lha di Jakarta kurang apa lagi? Di Jakarta ada nenekku, pakde2, bude2, sepupu2, keponakan2, dan sahabat2 yang buaik bgt (Anjar, Arga, Febri, Nonni, Dias, ama Lintang, miss u all :p). Apalagi di jakarta kemarin aku ga kerja, tapi malah kembali sekolah, semacam kelas playgroup bernama kelas 6w2 di sebuah tempat bernama IALF Jakarta :D Kuberitahu, kelas ini jauh lebih asik drpd playgroup, acaranya asik2: ngobrol, main2, nonton pilem, makan brg sambil ngomongin yg jorok2. Kita juga punya guru yang 'nyentrik' yang bernama Paul Harrison :)

Shortly speaking, i miss Jakarta. And soon, i will miss .... Indonesia :(

nb: skrg aku kembali bekerja full time di t4 lamaku di jogja (smp pertengahan juni aja)
Thursday, May 19, 2005

Sekretariat Negara a.k.a Setneg

Pernah bepergian keluar negeri? Bagi yang blm tahu, setiap orang yg pengin keluar dari tanah air tercinta ini diwajibkan membayar pajak kepada ibu pertiwi sebesar satu juta rupiah saja :) Yup, ini lah yang kita sebut = fiskal. Nah, dalam rangka untuk membebaskan diri dari kewajiban ini, aku mesti ngurus permohonan bebas fiskal ke kantor pajak di jakarta. Sebelum itu, aku mesti dapet surat pengantar dari depdiknas pusat. Supaya dapet pengantar dari depdiknas, aku kudu dapet semacam surat penugasan ke luar negeri, yang bisa diperoleh dari: Sekretariat Negara RI.

- Kunjungan 1 -
Hari Jumat dua minggu yang lalu, pergilah aku dan Arga (teman satu kelasku di IALF) ke Setneg dari tempat kursus kami di IALF Kuningan Jakarta. Febri ngasih tau ke kami, kalo mau ke Setneg, kita bisa naek bus PATAS yang besar, macam PPD 87, 49, 74 (?). Setelah nunggu agak lama (sebenarnya, lama bgt!), ga ada tanda2 bus kayak gituan mo lewat. Satu-satunya bus besar yang lewat=Bus Pariwisata :( Oya, Setneg sendiri alamatnya di ... mm... jalan, jalan apa ya, veteran? Duh lupa. Pokoknya waktu itu yang kutahu letaknya di 'dekat' Istana Negara RI !!! Kembali ke masalah bus tadi. Arga dan aku memutuskan untuk naik kopaja p.20 yang lebih terkenal itu. Kami naik sampai Senen, dan nyambung naek PPD 45 Kota-Blok M (bener ga ya?lupa). Karena kami masih ga tau letak persis Setneg, kami turun di sebelah timur istana. Memang sih, secara logika mestinya kami dah dekat. Tapi dugaan kami salah besar!
Pertama, jalan raya di depan istana negara itu lebaaar sekali. Mo nyeberang di sembarang tempat berarti menantang maut! Jadi terpaksalah kita jalan agak jauh ke zebra cross terdekat. Ok. Muncul masalah kedua. Trotoar di depan istana negara tertutup bagi pejalan kaki! Jadi kami jalan kaki lewat timur istana, menuju utara (setelah tanya satpam ttg letak setneg). Bener, di sebelah utara Istana memang ada setneg, tapi ternyata bukan itu gedung yang mesti kita datangi. Singkat cerita, rasa-rasanya kami sempat jalan kaki sepanjang 1 km (diukur dari rasa lelahnya :D) sebelum sampai kantor setneg yang tepat. Alhamdulillah, setelah itu semua urusan lancar. Pulangnya kami naek bus PPD 79 dari Harmoni ke Kuningan, tepat seperti yang dibilang Febri.
nb: Interior kantor Setneg kayaknya baru aja direnovasi. Mirip kantor swasta yang modern!

- Kunjungan 2 -
Lancar, tapi ada dikit kekonyolan. Waktu itu kami pergi bertiga: Pak Heri, Arga, dan aku. Kami pun naik p.20 yang sama seperti sebelumnya, dan disambung jalan kaki ke bunderan HI, lalu naek patas ke kota dan turun di harmoni. Ongkos per orang jadi nya = Rp 1.400 + Rp 3.000 = Rp 4.400. Total = 3 x Rp 4.400 = Rp 13.200. Mmm... seandainya kami tadi naek taksi, mungkin cuma abis Rp 15.000 kali ya? Dan ga usah capek jalan kaki segala. Ah sudahlah. Dah terlanjur.

- Kunjungan 3 -
Sebenarnya kunjungan yang ini tidak perlu, tapi karena ibu Amanda(?) dari Depdiknas bilang aku harus naruh surat tembusan ke Setneg, aku pun susah nolak (apalagi Arga juga ngingatkan untuk itu). Intinya, kunjungan ku ke Setneg kali ini agak spontan, coz waktu itu aku pergi keluar dari rumah tu niatnya jalan2 sama Bulik Retno. Eh, ga taunya kita turun di halte Busway Harmoni, jadi aku sekalian aja ke Setneg, pakai sandal jepit :) As you would imagine, pak Satpam di sana sempat negur aku, untungnya dengan haluuus sekali, "Pak, lain kali kalo ke sini jangan pakai sandal jepit ya?"
Duh, betapa ga enaknya rasanya diriku saat itu ...
Wednesday, May 04, 2005

Kekurangan ide?

Jujur aja, selama beberapa hari ini aku dah bolak-balik login ke blogger.com, niatnya sih pengin posting ke blogku. Tapi entah karena kecapekan atau gimana (atau internet yang lambat kali ya :D?) setelah aku login, ga pernah tu aku bisa mulai menulis. Jadi, mmm.... begitulah keadaan ku sekarang ini. Kekurangan ide. :(

Tapi aneh, gara2 kurang ide ini, aku malah dapet ide untuk cerita tentang buku yang kubeli dua minggu lalu "How to Get Ideas" oleh Jack Foster. Buku ini dah diterjemahkan ke bahasa indonesia, dan kayaknya bisa dengan mudah dibeli di toko2 buku kesayangan anda :p Warnanya ungu agak biru, kertas sampulnya agak dof (duh, gimana cara mengeja dof yg bener?). Bukunya ringan dan ga tebal (maaf, ga bisa jadi bantal), dan enak buat dibawa-bawa, maaf... salah, dibaca-baca :)

Nah, Jack Foster ini seorang praktisi senior di bidang periklanan. Selain bikin iklan, dia juga ngajar! Terus kata dia, pernah ada mahasiswa dia yang tanya, "Lho pak, Anda dah nerangkan teori periklanan macem2, terus yang jadi masalah sekarang gimana caranya supaya kita bisa dapet ide yang bagus??". Kira2 begitu deh pertanyaannya, walaupun ga persis seperti itu. Mulailah Jack Foster menulis buku ini dan mempraktekkan ngajar 'kreativitas' kepada murid2nya.

Ok, akan kuceritakan apa yang masih kuingat tentang ajaran pak Foster ini. Yang paling kuingat ada kata-kata begini, (kalo ga salah) "Orang-orang yang serius biasanya ga kreatif." Maaf, kayaknya gak begitu kalimatnya, seingatku kalimatnya lebih menarik, walaupun intinya sama. Jadi, orang yang kondisinya gembira relatif lebih bisa menciptakan ide-ide baru ketimbang yang serius dan kaku. Selain itu, kita TIDAK BOLEH takut merasa salah. Pokoknya kalo ada pendapat atau ide, jangan takut. Kemukakan aja. Dan jangan puas dengan hanya "mengemukakan" ide-mu, lanjutkan dengan aksi. Wujudkan ide mu itu! (percumah juga kan kalo ide bagus ga jadi dilaksanakan?)

Kalo kita merasa buntu, coba kerjakan tugas yang lain. Jack Foster menyarankan supaya kita jangan lantas relax, nonton TV, plesir, dsb. Kita masih harus tetap 'aktif', yaitu dengan mengalihkan konsentrasi / perhatian kita ke masalah yang lain yang mungkin lebih gampang. Siapa tahu ntar malah dapet ilham buat tugas mu yang "buntu" tadi :)

Kombinasikan! Iya, kita harus pinter2 mengkombinasikan. Lha mengkombinasikan apa? Pak Foster bilang itulah pentingnya informasi. Jadi kita mestinya ngumpulin informasi sebuanyak-buanyaknya biar kita punya database informasi yang buanyak - modal untuk proses kombinasi kita nanti :p Bagaimanapun juga, seperti pada sebuah penelitian ilmiah, penciptaan sebuah penemuan atau ide yang baru itu biasanya selalu berasal dari temuan2 terdahulu. Iya kan?

Duh, sekarang dah jam 16.00. Selain udah sore dan PR ku blm juga selesai, mungkin kupotong dulu postinganku sampai disini dulu. Lagi pula, aku belum sempat baca halaman2 terakhir buku itu jadi aku blm berani bikin kesimpulan.