Thursday, June 30, 2005

Berpikir kritis

Cuaca hari ini benar2 buruk, hujan turun terus sejak kemarin disertai dengan angin yang kencang. Begitu pintu rumah dibuka, langsung.... wussshhh! Tanpa permisi, angin masuk rumah dengan kuatnya :) Berjalan diluar dengan payung mungil yg bisa dilipat ga terlalu banyak manfaatnya, gak kuat nahan angin. Untung hujan di sini jarang deras, biasanya cuma hujan rintik-rintik. Dan untungnya pula Sydney ga sampai banjir kayak di Gold Coast, Queensland.

Lalu apa hubungan antara cuaca buruk di Sydney dengan 'berpikir kritis'?

Gak ada :D

Ya mungkin ada si hubungannya, tapi bukan itu yang akan kubahas. Kali ini topik 'berpikir kritis' sengaja kubahas karena topik pertemuan APP hari ini tadi adalah ttg itu, dan kebetulan aja hari ini tadi hujan terus :) (buat yg blm tahu, APP=academic preparation program)

Dosen kami, Dominique (asli dari Australia), bilang bahwa berpikir kritis tu melibatkan pertanyaan2:
1) what, who, when --> informasi awal yang perlu diketahui
2) why, how --> menggali informasi lebih dalam
3) what if --> menambahkan ide kita sendiri

Dosen kami yg lain, Monica (dari Kenya), menambahkan bahwa kita perlu banyak berinteraksi dan berdiskusi dgn orang lain untuk bisa menggali lebih banyak ide lain yang mungkin blm pernah kita pikirkan sebelumnya.

Nah, frase favorit dari Dominique berkaitan dgn 'berpikir kritis' adalah:
"to what extent?"

Kelas kami tadi pun disuruh memikirkan, apa saja jawaban yang memunkinkan dari pertanyaan itu. Kita disuruh mengisi titik2 dari frase "to a(n) .... extent."

Setelah 10 menit diskusi, kelas kami berhasil nemu buanyak kemungkinan jawabannya:
to some extent
a certain
a lesser
a greater
a small
a large
a minimal
a full
a reasonable
a broad
an acceptable
no

Mmm... setelah kupikir2, apa ya hubungan frase itu dgn berpikir kritis?? Mbuh :)

Selanjutnya, mister Dom menjelaskan ttg enam topi berpikir Edward de Bono. Topi merah = pemikiran emosional, dll (mbuh lupa:D) Tadi kita disuruh mengomentari / mengevaluasi suatu masalah menggunakan topi merah ini dulu. Embuh kenapa harus gitu. Baru kemudian kita disuruh berpikir dengan topi lain: kelebihan (kuning?), kekurangan (hitam?), informasi apa yg blm ada (putih?), ide baru mu (hijau?), satu lagi biru tapi lupa artinya :) (mohon dikoreksi kalo keliru)

Oya, kata beliau, Edward de Bono ini mengadopsi metode yg digunakan Plato, Socrates, dan Aristoteles. Plato terkenal idealis, Socrates terkenal selalu bertanya (untuk mencari kebenaran), dan Aristoteles lebih menekankan logika. Ketiganya memiliki cara yg sama untuk mencari sesuatu hal yang baru (synthesis), yakni mempertentangkan antara antara thesis (usulan?pemikiran?) dengan sebuah antithesis (lawannya deh pokoknya).

Duh, tumben banget ya postingan kayak gini muncul di blog ku :(

Seluk-beluk "tinjauan pustaka"

Masih ingat susunan bab di skripsi mu dulu? Bab satu pendahuluan, bab dua dasar teori atau tinjauan pustaka, bab tiga metode atau perancangan dsb, dan bab terakhir kesimpulan. Ya kan? Dalam postinganku kali ini, mari kita bahas bab kedua tadi. Tinjauan pustaka.
"....sebuah tinjauan komprehensif dan kritis terhadap pustaka yang relevan dengan topik. Tinjauan ini harus mengandung penilaian kritis terhadap penelitian terdahulu dan simpulan yang menyatakan dengan jelas relevansi penelitian anda terhadapnya." (School of Chem. Eng. & Industrial Chem Postgraduate Information handbook, UNSW, 2001, p.10)

Jadi? Dengan menulis tinjauan pustaka seperti definisi di atas, secara sadar atau tidak sadar kita dituntut untuk membuat sebuah penelitian yang merupakan lanjutan dari penelitian terdahulu, atau malah berupa penentangan terhadap penelitian yang dulu (meskipun ini jarang terjadi di bidang engineering :D)
"sebagai orientasi untuk pembaca thesismu, dan menyediakan informasi dan sudut pandang yang diperlukan untuk memahami informasi lebih detil pada bab-bab selanjutnya." (Murrison & Webb, 1991)

Yup, yang ini cukup jelas. Tinjauan pustaka memang berfungsi sbg 'pengenalan' yang ditujukan terutama bagi pembaca yang relatif lebih awam terhadap topik thesis nya. Selain itu, di sini kita juga bisa memberi batasan masalah, dan menjelaskan secara eksplisit mengapa kita tidak membahas apa-apa di luar batasan tersebut. Sekedar untuk memuaskan pembaca :)

Satu hal yang pasti dengan tinjauan pustaka adalah bahwa kita harus banyakkkk membaca. Dan yang tak kalah penting, kita harus mencatat dengan rapi semua bacaan yang relevan tadi :) Apa yang mesti dicatat? Dalam selembar kertas atau kartu:
1. informasi bibliografis (pengarang, tahun, judul, penerbit, dsb)
2. kalimat yang dikutip, atau hasil penelitian dan kesimpulannya. (what happened and what does it mean?)
3. komentar kita, apa yang kita pikirkan, ide-ide gila apapun bisa dituliskan juga. (what if?)

Simpan kertas itu, dan baca kembali setelah bbrp minggu kemudian. Semoga anda ga akan bakalan kesulitan mengingat kembali saat itu.

Sebenarnya kalo kita bertanya, kapankah tinjauan pustaka kita akan selesai? Jawabannya, "never...!" Betul kan? :p Lha seringkali kita sendiri ga mau menghentikan dan menyudahi penelitian kita kalau saja tidak ada deadline numpuk skripsi sebagai syarat pendadaran :D

Selamat menulis :)

Tuesday, June 28, 2005

Quitting is hard...

"Quitting is hard... but not quitting is harder."

(sumber: iklan layanan masyarakat yg disponsori institut kanker australia)

Mungkin artinya kalo kita merasa susah sekali berhenti dari suatu kebiasaan buruk (merokok misalnya :D), pikirkan saja bahwa akan lebih susah lagi nantinya kalo kita tidak berhenti.
Sunday, June 26, 2005

Don't put off until tomorrow...

Don't put off until tomorrow... what you can do today.

Jangan dibalik jadi: "Why do it today, while you can do it tomorrow?" :)

Itulah pesan pertama yang disampaikan Prof. Farid Baraja, ayahnya Bu Amalia, di pengajian bulanan KPII tadi siang. Guru besar di universitas negeri malang ini juga mengingatkan kepada jamaah KPII yg mayoritas adalah mahasiswa (S2,S3):

"Teruslah berdoa, karena Allah pasti akan mengabulkan doa. Dan doa bisa saja dikabulkan nanti di akhirat."

Selain itu, Prof. Baraja juga mengutip Quran Al A'raaf 199,
"Jadilah engkau pemaaf dan suruh orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh."

Dengan kata lain, Prof Baraja menasehati kita, "jangan layani orang yang bodoh, karena kalau kita layani, kita bodoh juga."

Satu lagi, ketika ditanya seorang jamaah apa rahasianya Prof Baraja (78 thn) bisa awet muda, jawabannya,
"Siapa tadi yg bilang? Saya masih 27 :)"
Friday, June 24, 2005

Pics of Sydney


Dik... dik... tangkep'in satu dik buatku (pengin ta goreng ntar malem:D)


Takut sama adik kecilnya tadi ya?


Kalian ke sini mau s-2 atau melancong to den bagus den ayu?? :p


Gak salah nih? kok malah disuruh nginjak rumput!?


Duh, bikin ngilerrr ni pasar.... (nb: kesini ga usah pake boots, lantainya buersih!)
Saturday, June 18, 2005

Sydney, i'm back! :)



Alhamdulillah tanggal 15 Juni kemarin, Adhika, Ida, Diah, dan aku mendarat dengan selamat di Sydney. Kami cukup beruntung bisa ke negeri kangguru ini relatif gratis, entah kenapa pemerintah Australia cukup baik hati memberikan kami ongkos sekolah di sini :)

Hari-hari penuh kecemasan, kekhawatiran, dan kepanikan menjelang keberangkatan kemarin selesai sudah. "Kepanikan" yang relatif sama agaknya dialami semua teman2 yang mo berangkat ke australia kemarin. Ga jarang dari kita yang selalu menanyakan, "Mmm... kurang bawa apa lagi ya?". Khusus untuk kasus diriku, aku sangat menyesal tidak membawa:
- sarung tangan (brrr.... dingin bgt winter kali ini)
- kopian harddisk komputer kantor dengan utuh, malahan bbrp file yg aku burn di CD ga kebaca :((
- celana training
- rinso (di sini mahal sekali, dan kuragukan kualitasnya)
- radio (yah, buat denger-denger, rungon-rungon gtu lah)

Mau tau cerita detil perjalanan kami? :D Bagi yang gak mau dengar, begini ceritanya. Kami berempat naik pesawat Qantas 42 Jakarta-Sydney. Pesawat takeoff jam 2150 (molor 15 menit tapi), dan kira-kira jam 2000 kami cek-in. Relatip ga ada masalah. Fiskal, paspor, luggage, semua beres. Ga ada yg bayar kelebihan muatan, coz kami kan berempat, jadi yang kelebihan bisa ditanggung sama yang masih sisa :) Oia, karena sekarang lagi hangat-hangatnya kasus Corby, koper2 temen pada di-wrap dengan tarif Rp20.0000 perbungkus! Lumayanlah kalo pengin bikin kopernya menciut jadi langsing :p

Di dalam pesawat, kami (atau aku aja ya?) cukup kaget (atau malah kecewa?) dengan flight attendant yang ada, coz semuanya cowok. Bule-bule lagi! Di tengah kondisi lelah dan ngantuk, kami diberi hidangan makan malam yg uenak: ayam panggang atau ikan panggang, yum yum. Karena kenyang, kami pun tertidur pulas, sampai kira-kira jam 2 malam semua lampu dinyalakan. Ida sempat heran dan agak jengkel, ngapain juga lagi enak2nya tidur dibangunin. Ida? Kamu dah tahu kan sekarang? Itu artinya kita dah hampir sampai, dan memang gitu kemarin itu. Jam 2 WIB = jam 5 waktu sydney, jadi tinggal 2 jam lagi nyampe...

Sekitar jam 6-an waktu sydney gitu, matahari terbit. Mmm... a very impressive and beautiful sight. Hard to explain ;) Bayangin gitu lo, berada di atas pesawat, melihat matahari terbit dari balik awan di langit yang biruuuu cerah khas Australia!?? Kerennn deh pokoknya.

Sesampai nya di bandara, seperti biasa ada kejadian konyol. Seorang petugas bandara yang ngomongnya kurang jelas seakan2 nyuruh kita (atau kitanya yang gak ngeh ya?) untuk belok kanan padahal seharusnya kita ke kiri. Walhasil, kita malah ke tempat pengecekan bagasi, sampai-sampai Ida harus repot-repot ngeluarkan laptopnya segala sebelum tasnya dilewatkan ke mesin X-ray. Dan ternyata itu salah jalan! Sia-sia!

Kehebohan kedua terjadi ketika Adhika dan aku hendak lewat Customs untuk menunjukkan paspor, Ida tiba-tiba bilang "Fan tunggu disini ya, paspor ku ketinggalan..." What!?

Setelah koper kami diperiksa bagian karantina, kami pun jalan keluar dan ternyata... kami dijemput rombongan senior2 ADS indonesia :) Ada mas Andi, mas Nanang, mbak Dian, mbak Ima, mbak Shelly (bener ga?), mas Syafri, mas Bayu, duh byk bgt smp blm apal :D Kami diberi donat lapis gula, lalu keluar naek taksi gede (mobil van), selanjutnya meluncur ke akomodasi anak2. Ida diantar ke 5/117 Houston rd. Mbak Diah ke Houston lane (bener?). Aku ke 31 Day ave, dan Adhika ke Doncaster ave.


Taxi gede, punya semacam lift buat ngangkat bagasi
(pdhl lbh cepet diangkat sndiri:p)



Gerbang parkir bandara Sydney

Kayak mahasiswa baru, kami pun dianter keliling2 oleh anak2 yg senior. Kami ditemenin di ISS (international student service) di kampus, terus ditemenin ngurus rekening bank, terus ditemenin ke musholla, lalu diajak makan di Es Teler 77. Fyuh, baik banget ya mereka? Padahal ni lagi musim ujian!


Adhika, Ida, dan Dyah. Di kampus


Anak2 abis makan es teler 77 di Kingsford

Begitulah hari pertama kami di Sydney. Tunggu kabar selanjutnya :p
Thursday, June 09, 2005

Astaghfirullahalazim, i have done it

Life would never be the same again, anymore...
It's completely different now, and i feel ... odd.

Hard to explain.