Thursday, July 28, 2005

Bom London

Menyebalkan.

Pagi tanggal 7/7/2005 waktu Sydney kalo ga salah semua TV menayangkan berita gembira bahwa London terpilih jadi tuan rumah olimpiade 2012. London masih malam tanggal 6 saat itu. Siangnya, TV menayangkan berita tentang London lagi, dan diluar dugaanku, ternyata ada BOM!!! Sangat menyedihkan.

Serasa belum cukup, di London ada lagi bom yang meledak beberapa hari yang lalu. Setelah itu, seorang tak berdosa ditembak mati oleh 5 polisi London karena disangka sebagai teroris. Memang polisi London sudah punya kebijakan "shoot to kill" untuk semua yang dianggep membahayakan. Kejam memang, tapi asalkan seseorang ga macem2 dan lari dari kejaran polisi, polisi tidak akan menembak sepertinya.

Buntut dari insiden 7/7 ini, kebencian terhadap umat islam kembali mencuat. Ada guru ku yang cerita di dekat kampus ada grafiti yang bernada mengancam umat islam. Beliau segera melaporkannya ke polisi.

Editorial surat kabar "The Australian" edisi rabu 27 Juli 2005 pun membuat jengkel. Dengan seenaknya surat kabar ini menggunakan istilah "islamist" untuk merujuk pada kelompok orang islam yang menurutnya: menolak kesetaraan hak2 wanita, rasialis (anti-israel), dan membunuh orang2 islam sendiri di Baghdad dengan bom bunuh diri nya. Aku heran. Kok bisa surat kabar sebesar itu punya pandangan yang cenderung menebarkan kebencian terhadap islam, padahal australia ini digembar-gemborkan sebagai negara yang multi-cultural, yang tidak membeda-bedakan orang dari warna kulit maupun agamanya. Sangat mengecewakan. Bukan Australia nya, tapi surat kabar "The Australian" nya.
Tuesday, July 26, 2005

Lupa

Sepertinya ini penyakit yang paling susah hilang dari diriku. Ngga, aku ga berbicara ttg lupa hal-hal 'sepele' seperti lupa ngunci pintu rumah, lupa matikan api kompor, lupa nutup keran bak mandi, lupa garap PR, atau lupa ganti oli dan air aki mobil. Ya, itu juga si. Tapi yang lebih gawat dibandingkan itu: lupa kalo waktu terus berjalan tanpa kembali lagi. Lupa kalo nikmat yang diberikan oleh-NYA sangat sangat besar. Lupa kalo semuanya harus dipertanggungjawabkan nantinya. Ternyata... aku bener2 pelupa :(
Sunday, July 17, 2005

What is the biggest room in the world?

Room for improvement. (Siddiq Buckley)
Saturday, July 09, 2005

UNSW

University of New South Wales, dilihat dari sebuah Canon Powershot A75 :)



Main library yang terkenal itu (tapi rodo jelek ya gedungnya?)




Boulevard? Mbuh namanya apa. Yang jelas bikin capek!


Electrical Engineering Building tu yang gelap di sebelah kanan


Computer fair di suatu ahad (masuknya bayar $2.50 !!!)


Ini bukan playground sekolah, tapi Qaudrangle Lawn UNSW



Seputaran Opera House

Semua foto diambil di seputaran Opera House, oleh ku :)


Ferry di Circulay Quay, Sydney

Sydney Opera House dan Harbour Bridge dilihat dari Farm Cove, Royal Botanical Garden

Objek yang sama dilihat dari Mrs. Macquarie's Point

Kawasan Sydney CBD dilihat dari Farm Cove, Royal Botanical Garden



Khusus foto ini, yang ambil bukan aku :)

(ini di sisi Opera House)

Masak masak masak...

Karena kondisi yang memaksa, terpaksa deh sejak bbrp minggu terakhir ini aku mencoba menguak bakat terpendamku: masak :D (sok hebat :p)

Harga ayam di Sydney terbilang cukup murah. Hanya 2 dolar per kilo untuk sayap, dan $4 per kilo untuk drum stick bule yg gede buanget kayak di iklan2 TV :p Cuma satu masalahnya: kenapa ya tiap kali aku nggoreng ayam, darahnya mesti keluar? Yuck! Any suggestions guys?


Ayam goreng tepung pertamaku. Yang merah itu bukan darah, by the way :)
Secara umum, ikan lebih mahal daripada ayam. Tapi di Woolworth's, ada fish flakes seharga $4 perkilo. Tanpa tulang. Tapi kalo aku ditanya itu jenis ikan apa, i dokno :) Atas saran ibu, ikan itu kutumis dengan jamur, dan dengan kacang polong. My first try was a big failure. Pertama, aku ngasi terlalu byk garem abis masukin bawang putih ke minyak goreng di wajan. Kedua, jamurnya kupotong-potong terlalu kecil, sampe ga ngefek rasanya. Ketiga, aku ngasih terlalu banyak kecap asin homebrand yg ga enak itu :(
Masakan tumis ikan ku yang kedua adalah masakan pertama ku yang sukses :) Kecap asinnya ta kasih dikiiit bgt, dan aku sama sekali ga nambahin garam. Malahan aku make banyak gula dan saos tomat, dan kali ini potongan jamurnya gedhe2, ditambah kacang polong pula!
Karena bosan dengan tumis, bbrp hari kemudian aku masak ikannya pake tepung bumbu yg kubeli di white lotus (impor dari indo). Ikan tepungnya sukses, tapi saos nya gagal total :( Saos yg harusnya berwarna merah, malah berubah jadi coklat. Agak pahit pula. Untuk saos ini, sempat kutambahi tepung kanji. Pokoknya saosnya njijiki bgt deh, aku ga mo nginget2.

Tumis fish flakes dengan jamur kuecil smp ga keliatan

Asem manis fish flakes dengan kacang polong dan jamur

Nah, biar bisa 4 sehat 5 sempurna, kupikir sebaiknya aku juga masak sayur2an gitu. Dan atas saran ibuku pula, aku memutuskan suatu hari untuk masak tumis sawi :) (di Sydney sini sawi disebut Coy Sum). Caranya gampang, tinggal masukin bawang putih ke minyak panas, tunggu, terus cemplungin deh itu sayuran. Tambahi royco dikit, dan jadi deh :p Kalo mo dikasih jamur juga bisa. Air juga boleh, dikit tapi. Dan jangan lupa gula, kecap asin dikiiit, dan garam seperlunya.

Tumis sawi dengan jamur. Not bad lah, walopun tetep aneh rasanya

Biasanya aku masak ginian khusus untuk makan malam. Untuk sarapan, aku lebih suka pake cereal, entah itu pake susu homebrand ($1.98per2L) atau woolwoth's ($2.48per2L) dengan kellog's sustain kek, atau kellog's just right, atau homebrand cornflakes yang supermurah. Untuk makan siang, biasanya ngrebus sosis ayam Red Lea lalu dimakan bareng roti atau nasi sisa tadi malem (nasi disini susah busuk).

I must cook! Otherwise, i will loose too much money just for food :(

Saturday, July 02, 2005

Powerpoint: membantu atau mengganggu?

Berapakah di antara kita yang pernah presentasi dengan powerpoint? Hampir semua deh aku yakin :)

Menurut anda, apa yg membuat sebuah presentasi bagus?

-materi yg berguna dan relevan?
-suara dan intonasi yg jelas?
-eye contact & body language?
-manajemen waktu yg baik?
-percaya diri? (gugup adalah wajar:D)
-humor?
-contoh-contoh?
-visual aid? <-- powerpoint??

Untuk presentasi ilmiah atau akademis, menurut saya, penggunaan powerpoint harus dibatasi seminimal mungkin. Mengapa?

Sebuah presentasi powerpoint cenderung membuat orang "terpana" dengan 'wah-nya' atau 'keren-nya' segala animasi teks dan gambar di presentasi itu. Sehingga tak jarang di akhir presentasi, peserta atau pendengarnya tidak dapat mengingat banyak dari presentasi itu, kecuali kerennya animasi powerpoint tadi :)

Powerpoint sendiri asalnya dibuat untuk segmen bisnis dan pemasaran. Powerpoint dapat menjadi alat pemasaran yang sangat baik malahan. Tapi untuk diskusi akademis, mmm... nanti dulu.

Seringkah anda menghadiri presentasi di mana pembicaranya hanya membaca apa yang sudah ditulis di presentasi powerpoint? Pernahkah anda menjumpai presentasi di mana di layar besarnya sudah tertulis dengan lengkap semua hal yang penting dengan panjang lebar, dan tulisan itu pula yang dibaca oleh si pembicara? Menurutmu, apakah itu menarik? Dan yang lebih parah lagi, jujur saja, pernahkah anda menghadiri sebuah presentasi, dimana yang menarik dari presentasi itu hanyalah animasi dan gambar2 powerpoint nya, tidak lebih?

Konsep atau argumentasi pemikiran kita seharusnya bisa disampaikan oleh pembicara dengan kata-kata, TANPA harus dituliskan utuh di layar.

Walaupun demikian, seringkali kita butuh untuk menampilkan gambar2 atau grafik agar presentasi kita lebih bisa dipahami. Dan disinilah letak peranan powerpoint, yaitu menampilkan hal2 penting yang tidak bisa ditampilkan dengan cara lain. Kalau sekedar tulisan, sebenarnya bisa juga kita pakai papan tulis :)

Banyak cara untuk membuat sebuah presentasi bagus, jadi jangan sampai kita merusak presentasi kita sendiri dengan kekonyolan karena penggunaan powerpoint yang tidak wajar dan jelas ;)

Selamat berpresentasi (terutama buat aku yang gampang grogian, dan buat yang mo pendadaran :D)