Wednesday, August 24, 2005

Tilted photography

Most of the times we take pictures either horisontally or vertically. That's fine, even it is the way it should be. But, have you ever seen those nice "dynamic" photographs in some magazines which in fact are not horisontally nor vertically oriented. Some are diagonal, or in my own words ... "tilted photography." (i don't know if i'm using the correct words)

Yes, they do seem to have some sort of dynamic effect. Moreover, it can sometimes be useful if you need more length of the picture, because naturally the diagonal length of a rectangle is longer than the horisontal length of your frame.

I'm not a professional photographer, i just happen to enjoy taking pictures of anything :D So, don't just take for granted what i say here ;)



Img_1014_1

Mmm... this picture makes me dizzy (in fact, this typical Sydney bus was moving at that time and i almost got keserempet :D) what's keserempet in english :-/??





Kazzy_on_the_resque

That's my pal Wahaj up there. And the girl next to him is Kaz. She's trying to rescue him who got a cramp. I took this photo a bit diagonally coz i want to zoom in to them while maintaining the appearance of the long pole. It's not so good apparently, you reckon?




Australian_face_painting

I forgot why i made this one tilted. I think i wanted to make that "dynamic" effect i was talking about. It also seems to become less informal and more "warm and friendly", doesn't it?

(Btw, the girl who is being painted in her face is Maggie Mao from Taiwan and the one who is painting Maggie's face is Ida from Bandung. This is a native australian kind of stuff. You see, the paint is made by grinding a pebble on to a hard wet surface of a rock in a small creek or river. The colours you make depends on the colour of the pebble you choose. Apparently there are only brown, red, black, and white-ish colours available :p)

My Weekend (2)

Img_0779


Did you there's snow in NSW Australia? There are snow actually, but only in southern NSW, and only in winter :)

See more of my pictures here.

Img_0769

Saturday, August 13, 2005

Dipentungi pake buku!

Tahu beton? Keras kan? Sama kayak pentungan. Dalam bahasa inggris, kita sebut baton. Tapi dibaca beton :)

Pas enak2 nya buka2 blog sambil kriyip2 ngantuk, tiba2 dapet "book baton" dari jeng Nana :(

Ok deh aku mo jujur.

Aku dulu bukan penggemar berat buku. Waktu kecil buku2 yang kubaca ya buku yang ada di rumah. Kebetulan bapakku punya koleksi buanyak sekali buku yg suka kubaca: ensiklopedi children's britannica, computer dictionary (pernah dikupas diblogku :D), dan byk buku komputer lainnya. Bukan, bapakku bukan programmer. Karena bapak dulu kuliah lagi waktu aku kecil, jadinya butuh komputer untuk ... mmm... apa ya? Ngetik? :D

Ya begitulah, minatku ke dunia komputer dan elektronika bermula dari situ. Selama aku SD, SMP, dan SMA, aku ga pernah berminat baca novel. Paling2 baca cerpen di Bobo atau paling pol di KR (koran jogja). Malahan aku biasa menghabiskan berjam2 didepan komputer, ngutak-atik disket kotor, bereksperimen dengan DOS dan BASIC, dan ofcourse, main game :)

Dengan kata lain, aku jarang baca buku, apalagi novel :D

OK deh, now let's get on to the questions.

Jumlah bukuku
Buku cetak non-promosi yang tergeletak maupun tersusun rapi di mejaku saat ini ada 34 (16 pinjaman dari UNSW library, 7 beli di indo, 1 ngembat dari rumah di jogja, 2 ngembat di kampus, 1 pemberian temen, 7 beli di sydney)
Buku yang aku beli sendiri yang kutinggalkan di jogja maupun ta kasih ke temen: ... mm... (sebentar baru ngitung)...sampai 30 gak ya? Lebih dikit kayaknya. Buku pelajaran ga masuk hitungan coz belinya pake uang ibu :D
Just for your information, aku baru mulai beli novel sejak awal tahun 2005. Aku lebih mberatin buku non-fiksi masihan, sampai sekarang. This explains my lack of imagination and lack of vocabulary :D

Yang terakhir dibaca
Baru aja si kebetulan ada pengajian kensington, jadi yang kubaca..mm..u know what. Tapi sebelum itu, tadi pagi buku terakhir yang kubaca sekilas: Viterbi, "CDMA: Principles of Spread Spectrum Comm". Bidangku bukan telkom si, tapi gara2 pengarang bukunya bener2 tokoh yg sangat amat terkenal buangetttt, jadinya tertarik dan penasaran banget pengin baca (anak elektro pasti pernah denger viterbi decoding, ternyata viterbi nama penemunya!) :D

Kalo novel terakhir yg kubaca, mbuh lupa. Antara Mark Haddon (curious incident...) atau Najib Kailani (Wahsyi). Masih blm selesai tapi.

Yang terakhir dibeli
Michael Chrichton "Prey" sama buku "Two more minute mysteries". Dua buku tadi cuma $1 :D Murah bgt kan? Dapet di Maroubra Junction, selatan perempatan (bukan salvos). Jelas murah coz ini buku bekassss. Btw, keduanya blm ta sentuh sesampainya dirumah :D

Apa 5 buku yang paling penting?
Duh yang ini susah. Kebetulan, buku yang menurutku paling penting tu malah jarang bgt kubaca n kupelajari: Quran. :D Gimana ya caranya biar ga males ngaji? Lima buku umum yg kuanggep bagus and recommended:
(1) Wahsyi (Najib Kailani)
(2) Mengikat Makna (Hernowo)
(3) Mikrokontroler Atmel AT89C51/52 (Agfianto) <-- sori ini buku teknik. tapi saking pentingnya aku punya dua
(4) Children's Computer Dictionary yg kuceritakan di blogku dulu (i wrote my first computer program ever from this book)
(5) Biografi James Clerk Maxwell (mbuh lupa karangan siapa, yg jelas buku tua ,dan ini kubaca di library kmrn) <-- kepikiran ini coz br kemarin baca :D

5 Temen Yang Mo Aku Bikin Benjol Juga?
Oh, oke. Aku menantang nama-nama berikut di bawah ini:
Rere - maap tadi sore aku ga sempat onlen, padahal aku yo pengin blak2an e kyk km kmrn :p
Momon - kalian (Tika and you) rencana mo lulus kapan e?
Bondan - dulu pernah menang lomba cerpen to, Ndan? Aku kirimi dong cerpennya :D
Mbak Puji - Maaf ya mbak ta pentung i :p
Unan - hihihi, i always wanted to do this to you ;)

Yang merasa namanya disebut, ... tahu kan harus apa? :p
Thursday, August 11, 2005

Menyebalkan

Mau tahu siapa orang yang paling menyebalkan bagiku?
Namanya irfan. Yep, that's me.
Friday, August 05, 2005

weekend at berry illawara NSW

Three weeks ago, i went on a weekend camp with the indonesian muslim society of new south wales (or KPII, keluarga pelajar islam indonesia). The camp was a great fun, and the place was wonderful. As you can see on the pictures, it's a ranch. Well, actually it's the Berry Sport and Recreation Centre, New South Wales.


Are there 11 cows in this picture?




Can you smell the fresh grass :D?



This tractor reminds me of Java :(



Want a swim? Don't ever think of it. It's cold and windy!



Say "cheeeese" :D
(btw do you guys want cheese or milk or some'n like that? i believe you've plenty of it)
Thursday, August 04, 2005

culture shock

"Culture shock" yang kualami ketika pindah ke Sydney hampir 2 bln yg lalu setidaknya ada tiga:
1. Bahasa inggrisku masih belepotan jadi susah ngomong :D
2. Susah banget nyari musholla dan makanan halal
3. Temen2ku masih dikit :(

Setelah sering2 ngomong dgn temen2 baru dlm bahasa inggris, culture shock pertama dah ga gitu terasa lagi lah.

Now, let's talk about the 2nd point: musholla + halal food.

Ketika aku tiba di sydney dulu, kebetulan tepat tengah2 winter. Siang bener2 pendek, dan suhu bener2 rendah bahkan untuk standar sydney sekalipun. Rasanya butuh perjuangan berat untuk bangun keluar dari selimut hangat untuk solat subuh jam 5.30 pagi. Magrib pun datang sangat cepat: jam 5.00 dah azan. Kuingat suatu magrib yang cerah waktu itu suhunya sempat cuma 9 derajat celcius, menurut TV. Itu sebulan yang lalu.

Dasar aku + temen2 hobi jalan2, kami sering banget terpaksa solat di jalan (bus, taman, stasiun, trotoar sepi) karena kami masih blm terbiasa dengan waktu sholat di sini :D Selain itu, tidak seperti di indo, kita tu susah banget cari musholla. Masjid pun mbuh dimana aja kami belum apal. Jadi sering banget aku solatnya bener2 mepet hampir abis waktunya. Terus kalo lagi laper, kami pun bingung mesti makan apa. Kentang goreng? Tunggu dulu, itu belum tentu halal coz katanya mereka pakai minyak goreng hewan (baca: babi), bukan minyak sawit. Seandainya nemu warung halal pun, harganya gila-gilaan (setidaknya menurutku waktu itu :p). Bayangkan saudara2, satu porsi nasi goreng bisa sampai $7, atau Rp50 ribu lebih.

Ternyata emang fase "culture shock" buat seseorang yang baru pindah ke lingkungan baru ga bisa dihindari ya? Itu yang kurasakan.

Kini semua rasanya berbeda. Kehidupan terasa mulai normal kembali. Cuaca mulai menghangat. Siang memanjang. Matahari bersinar cukup lama untuk menghangatkan kamar. Baru tadi malam aku berani keluar rumah pakai kemeja lengan pendek. (kalo siang yang panas aku tetep pake lengan panjang coz takut sunburn)

Dan tahu gak? Di dekat tempat tinggalku ada musholla! Bukan, aku ga berbicara tentang musholla kampus yang lumayan jauh dari rumahku itu. I'm talking about a musholla which opens every prayers time, 5 times a day. Walopun azan nya ga kedengaran sampai rumahku (lha ga pake ampli), lumayanlah bisa bikin suasana "senyaman di jogja" :p

Sampai sekarang, masalah makanan halal masih kurasakan agak berat walopun ga seberat dulu. Yang paling memberatkan=halal food relatip lebih susah dicari, dan secara umum harga makanan di sini = mahal. Beberapa temen ada yang bilang, "kalo beli roti, jgn yg ada emulsifier 472e". Katanya, yang itu ga halal. Oh okay, kubilang. Ternyata.... hampir semua roti tawar, kue dalam kemasan, dan snack2 yang dijual di supermarket makai emulsifier itu! Lalu masalah kentang goreng KFC / McD / lain2, kata temen2 itu juga ga boleh karena pake minyak goreng babi. Jadi, karena alasan harga dan kehalalan, terpaksa deh aku belajar masak sendiri...