Berpikir kritis
Cuaca hari ini benar2 buruk, hujan turun terus sejak kemarin disertai dengan angin yang kencang. Begitu pintu rumah dibuka, langsung.... wussshhh! Tanpa permisi, angin masuk rumah dengan kuatnya :) Berjalan diluar dengan payung mungil yg bisa dilipat ga terlalu banyak manfaatnya, gak kuat nahan angin. Untung hujan di sini jarang deras, biasanya cuma hujan rintik-rintik. Dan untungnya pula Sydney ga sampai banjir kayak di Gold Coast, Queensland.
Lalu apa hubungan antara cuaca buruk di Sydney dengan 'berpikir kritis'?
Gak ada :D
Ya mungkin ada si hubungannya, tapi bukan itu yang akan kubahas. Kali ini topik 'berpikir kritis' sengaja kubahas karena topik pertemuan APP hari ini tadi adalah ttg itu, dan kebetulan aja hari ini tadi hujan terus :) (buat yg blm tahu, APP=academic preparation program)
Dosen kami, Dominique (asli dari Australia), bilang bahwa berpikir kritis tu melibatkan pertanyaan2:
1) what, who, when --> informasi awal yang perlu diketahui
2) why, how --> menggali informasi lebih dalam
3) what if --> menambahkan ide kita sendiri
Dosen kami yg lain, Monica (dari Kenya), menambahkan bahwa kita perlu banyak berinteraksi dan berdiskusi dgn orang lain untuk bisa menggali lebih banyak ide lain yang mungkin blm pernah kita pikirkan sebelumnya.
Nah, frase favorit dari Dominique berkaitan dgn 'berpikir kritis' adalah:
Kelas kami tadi pun disuruh memikirkan, apa saja jawaban yang memunkinkan dari pertanyaan itu. Kita disuruh mengisi titik2 dari frase "to a(n) .... extent."
Setelah 10 menit diskusi, kelas kami berhasil nemu buanyak kemungkinan jawabannya:
to some extent
a certain
a lesser
a greater
a small
a large
a minimal
a full
a reasonable
a broad
an acceptable
no
Mmm... setelah kupikir2, apa ya hubungan frase itu dgn berpikir kritis?? Mbuh :)
Selanjutnya, mister Dom menjelaskan ttg enam topi berpikir Edward de Bono. Topi merah = pemikiran emosional, dll (mbuh lupa:D) Tadi kita disuruh mengomentari / mengevaluasi suatu masalah menggunakan topi merah ini dulu. Embuh kenapa harus gitu. Baru kemudian kita disuruh berpikir dengan topi lain: kelebihan (kuning?), kekurangan (hitam?), informasi apa yg blm ada (putih?), ide baru mu (hijau?), satu lagi biru tapi lupa artinya :) (mohon dikoreksi kalo keliru)
Oya, kata beliau, Edward de Bono ini mengadopsi metode yg digunakan Plato, Socrates, dan Aristoteles. Plato terkenal idealis, Socrates terkenal selalu bertanya (untuk mencari kebenaran), dan Aristoteles lebih menekankan logika. Ketiganya memiliki cara yg sama untuk mencari sesuatu hal yang baru (synthesis), yakni mempertentangkan antara antara thesis (usulan?pemikiran?) dengan sebuah antithesis (lawannya deh pokoknya).
Duh, tumben banget ya postingan kayak gini muncul di blog ku :(
Lalu apa hubungan antara cuaca buruk di Sydney dengan 'berpikir kritis'?
Gak ada :D
Ya mungkin ada si hubungannya, tapi bukan itu yang akan kubahas. Kali ini topik 'berpikir kritis' sengaja kubahas karena topik pertemuan APP hari ini tadi adalah ttg itu, dan kebetulan aja hari ini tadi hujan terus :) (buat yg blm tahu, APP=academic preparation program)
Dosen kami, Dominique (asli dari Australia), bilang bahwa berpikir kritis tu melibatkan pertanyaan2:
1) what, who, when --> informasi awal yang perlu diketahui
2) why, how --> menggali informasi lebih dalam
3) what if --> menambahkan ide kita sendiri
Dosen kami yg lain, Monica (dari Kenya), menambahkan bahwa kita perlu banyak berinteraksi dan berdiskusi dgn orang lain untuk bisa menggali lebih banyak ide lain yang mungkin blm pernah kita pikirkan sebelumnya.
Nah, frase favorit dari Dominique berkaitan dgn 'berpikir kritis' adalah:
"to what extent?"
Kelas kami tadi pun disuruh memikirkan, apa saja jawaban yang memunkinkan dari pertanyaan itu. Kita disuruh mengisi titik2 dari frase "to a(n) .... extent."
Setelah 10 menit diskusi, kelas kami berhasil nemu buanyak kemungkinan jawabannya:
to some extent
a certain
a lesser
a greater
a small
a large
a minimal
a full
a reasonable
a broad
an acceptable
no
Mmm... setelah kupikir2, apa ya hubungan frase itu dgn berpikir kritis?? Mbuh :)
Selanjutnya, mister Dom menjelaskan ttg enam topi berpikir Edward de Bono. Topi merah = pemikiran emosional, dll (mbuh lupa:D) Tadi kita disuruh mengomentari / mengevaluasi suatu masalah menggunakan topi merah ini dulu. Embuh kenapa harus gitu. Baru kemudian kita disuruh berpikir dengan topi lain: kelebihan (kuning?), kekurangan (hitam?), informasi apa yg blm ada (putih?), ide baru mu (hijau?), satu lagi biru tapi lupa artinya :) (mohon dikoreksi kalo keliru)
Oya, kata beliau, Edward de Bono ini mengadopsi metode yg digunakan Plato, Socrates, dan Aristoteles. Plato terkenal idealis, Socrates terkenal selalu bertanya (untuk mencari kebenaran), dan Aristoteles lebih menekankan logika. Ketiganya memiliki cara yg sama untuk mencari sesuatu hal yang baru (synthesis), yakni mempertentangkan antara antara thesis (usulan?pemikiran?) dengan sebuah antithesis (lawannya deh pokoknya).
Duh, tumben banget ya postingan kayak gini muncul di blog ku :(
0 Comments:
Post a Comment
<< Home