Astaghfirullahalazim, salah apa ya aku ini .. kemarin sampai kena damprat bapak2 di arena pesta kampung di Sydney Uni.
Cerita nya begini.
Hari minggu 20 Agustus 2006 kemarin, Mas Zafri, mb ak Ayu, Rama, Ida, dan aku bareng2 pergi ke Pesta Kampung di Sydney University. Sesampainya di sana, ada upacara bendera. Jarang2 ada yang nyanyikan Indonesia Raya di Aussie kayak kemarin tu, jadi lah aku ikut berdiri deket tempat upacara, sdg sok nasionalis gitu haha.
Selesai upacara, tahu2 ada bapak2 di belakang ku menyapa ku,
"are you from national university of singapore?"
Oh, ternyata bapak itu melihat jaket ku yang bertuliskan "king edward vii, national university of singapore"
"Oh, i went there for one semester only. And that was a few years ago"
Obrolan merembet sampai ke mana2, tapi intinya masih seputar dunia pendidikan dan engineering.
Yang fatal adalah ketika aku cerita apa sekolah ku di UNSW. Electrical Engineering. Duh, dan kenapa pula aku sempat bilang kalo aku gak terlalu doyan matematika. Bukannya aku benci matematika, tapi memang kadang kurasa pelajaran2 kayak medan magnet dan pengolahan isyarat digital tingkat lanjut itu cukup berat. Matematika hanya kupakai sekadarnya utk yang sepele2: ngitung arus, ngitung delay, ngitung daya, menghitung yang gitu2an lah, pokoknya supaya rancangan kita bisa bekerja sesuai harapan.
Ternyata gara2 omonganku tadi, bapak tadi sampai keluar emosi nya gitu. Bukan marah ke aku. Tapi mencerca seluruh Australia yang sepertinya tidak terlalu menghargai fisikawan seperti mereka menghargai 'engineer'. Bapaknya itu lantas membandingkan dengan keadaan di AS dan Inggris. Di sana ada banyak sekali fisikawan yang menjadi electrical engineer yang ternama dan dikenal, kata beliau. AS dan Inggris jauh lebih menghargai fisika dan matematika sbg dasar untuk engineer2 nya.
Duh apalagi Indonesia, pikirku :(
"Mathematics is like the language of engineering. You are not an engineer. You don't like maths. It's like reading Shakespeare without knowing English!"
"Ehmm, well. When i said i didn't like maths, i meant that i am not too good at them," bela-ku secara jujur.
"You are the same as all those Australians. You are not a good Australian. They are all the same, they call themselves engineers. Do you know where all the technologies come from? America have all the technologies. It's because they have strong physicists and mathematicians!!!" teriak beliau.
Bapaknya koar2 soal betapa sedikit nya peraih nobel di Australia, jauh sekali di bawah AS dan Inggris. Beliau pernah menghitung, di Aussie 'baru' ada 11 peraih nobel, dan yang terakhir adalah peneliti bakteri penyebab maag dari University of Western Australia di Perth, tempat beliau mengambil PhD di bidang electrical engineering nya. Untung, kata beliau, bahwa Unibersity of Western Australia itu banyak dikelola oleh orang dari UK langsung, jadi mutu nya, kata beliau, masih bisa dijaga. Tidak seperti UNSW atau Sydney Uni, sekali lagi menurut beliau, yang standar mutu nya mulai merosot jatuh karena alasan komersialisasi dan banyaknya mahasiswa internasional.
Urghh... jadi tambah stress. Doakan studi ku lancar2 aja ya, dan semoga bisa menjadi manfaat yg sebesar2 nya :(
* oh ya, bapaknya tadi kog nyebut aku australian si? hmm...
* if you often use the computers at level 2 main unsw library, you can sometimes see the man i'm talking about. he likes to wear a shirt with a jumper, and a suit. He wears a piar of glasses, and he brings his backpack bag everywhere. He's more than 60 years old i think. He said he's trying to get CPA now that he has retired. (yang bener aja!?? salut3x... )