Wisata Bencana Merapi
Kemarin kami sekeluarga berkunjung ke Cangkringan, tempat 2 relawan tewas terkubur di bunker saat material gugur dari Merapi dan menghanguskan semua yang dilewatinya. Ini foto2 nya, monggo dipun pirsani :D
Ini adalah bunker tempat dua relawan tewas berlindung di dalamnya... (suhu ketika insiden terjadi sampai 600 derajat celcius katanya)
Merapi terlihat di latar belakang jauh, sebenarnya tempat ini dengan puncak merapi hanya berjarak 6km:
Ini gambaran kondisi di dalam sisa rumah yang porak poranda, wadah plastik dan lapisan luar rak piring terlihat meleleh:
Bapak, Ibu, Adnan, dan seorang guide berjalan melihat-lihat tempat bencana ini:
Rumah-rumah ini dulunya warung:
You can call me useless or whatever, kedatanganku ke jogja tidak untuk menjadi relawan gempa. Bukan untuk menyumbang korban gempa, atau guguran awan panas merapi, atau terjangan tsunami di pantai selatan. Kunjunganku ke jogja adalah untuk bertemu keluarga ku kembali: ibu, bapak, adnan, mbak wati, lupi, izza, dan mas dhani. Dan kepulanganku ini sedikit banyak dipicu insiden gempa di jogja beberapa waktu lalu.
Banyak sekali yang berubah di indonesia selama setahun kepergianku. Yang paling jelas adalah harga gila2an mahal: bensin Rp4.500 perliter, dan uang kertas rupiah jadi aneh2... mengingatkan ku pada uang kertas monopoli yang berwarna-warni cerah.
Ini adalah bunker tempat dua relawan tewas berlindung di dalamnya... (suhu ketika insiden terjadi sampai 600 derajat celcius katanya)
Merapi terlihat di latar belakang jauh, sebenarnya tempat ini dengan puncak merapi hanya berjarak 6km:
Ini gambaran kondisi di dalam sisa rumah yang porak poranda, wadah plastik dan lapisan luar rak piring terlihat meleleh:
Bapak, Ibu, Adnan, dan seorang guide berjalan melihat-lihat tempat bencana ini:
Rumah-rumah ini dulunya warung:
You can call me useless or whatever, kedatanganku ke jogja tidak untuk menjadi relawan gempa. Bukan untuk menyumbang korban gempa, atau guguran awan panas merapi, atau terjangan tsunami di pantai selatan. Kunjunganku ke jogja adalah untuk bertemu keluarga ku kembali: ibu, bapak, adnan, mbak wati, lupi, izza, dan mas dhani. Dan kepulanganku ini sedikit banyak dipicu insiden gempa di jogja beberapa waktu lalu.
Banyak sekali yang berubah di indonesia selama setahun kepergianku. Yang paling jelas adalah harga gila2an mahal: bensin Rp4.500 perliter, dan uang kertas rupiah jadi aneh2... mengingatkan ku pada uang kertas monopoli yang berwarna-warni cerah.