Wednesday, July 12, 2006

Bad news on Islamists - how should we respond?

Minggu lalu ada berita di BBC tentang milisia pendukung penguasa Islamist di Somalia. Yg kuherankan tu mereka menggunakan istilah "islamist". Istilah ini dibuat supaya berkesan sangat negatif. Semua berita negatif: bom, teroris, pemberontakan, teror, alqaeda, hampir selalu menyertai artikel yang ada kata "islamist" itu. (personally, i dislike this term.. it doesn't actually exists in our vocab, but all of the sudden it appears everywhere in the news)

Di dalam AlQuran, kita diingatkan soal berita dari orang fasik:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Q. S. 49 : 6)

Semua informasi harus kita pastikan dulu kebenarannya, baru kita percaya. (ini berlaku juga kalo mau nge-forward email2 serem yang biasanya hoax :p)

Sebagai orang islam, pastilah kita gak harus percaya dengan berita2 dari 'mereka'. Tapi apakah ini cukup? Dengan sekedar tidak percaya aja, apakah citra islam tetap terjaga baik?

Tidak. Citra islam dibuat sangat buruk oleh media massa barat. Sangat buruk. Bolehlah kita ngedumel betapa tidak imbangnya pemberitaan mereka, bolehlah kita protes dan demonstrasi menentang agresi israel di Gaza akhir2 ini sedangkan media massa barat seolah gak menganggap kasus ini masalah yang harus disorot terlalu tajam.

Nah, terkait dengan ini juga, udah bener kalau kita tidak menelan berita dari mereka mentah2. Tapi sekarang yg jadi masalah, kalau pemberitaan mereka sangat tidak berimbang dan sangat menyudutkan islam, apakah cukup kita sekedar bilang, "awas, jangan terlalu percaya dengan berita dari channel seven.."?

Sekali lagi, tidak.

So... how should we respond? I mean, what kind of action can we do in response to these 'negative' news, such that our voice can be heard and those violence which did really happen can be avoided in the future?

I don't know. I really don't know. Maaf...

2 Comments:

Blogger Endah Retnowati said...

berdoa mas Irfan

1:51 pm  
Blogger Ary 'Stupie' said...

Menarik, hehe..

Ohya, ku jadi teringat sabtu ini ku diundang ke ultah gereja temenku di city. Katanya ada pentas drama, kumpul2 sambil makan2 (duh, smoga rada halal, hiks). Semula ku juga heran, kok dia ngundang diriku yg muslim? But ku gak berpikir lebih jauh, lagian itu kan cuma perayaan biasa. Kupikir, why not? Menarik juga kumpul2 dan ketemu temen2 baru.

Hmm, ku jadi inget sebuah ayat: bagimu agamamu dan bagiku agamaku (Al-Kafirun), sorry klo ku gak inget ayatnya in Arabic -i'm not a good muslim. Hiks.

..intinya, ku pingin banget dateng. Pingin banget menunjukkan klo muslim bisa bersosialisasi, tidak antipati, gak masalah-gak dendam klo dipojokkan, dll, karena yaaa.. menurutku semua kembali ke tadi. That's ur religion and this is mine. I won't memaksa kamu apalagi memojokkan dan menjelekkan. Kuharap kamu juga. Lagian semua pertanggjungjawaban kembali ke hubungan masing2 (individu) manusia kepada Tuhannya.

Anyway, semoga dengan begitu ku bisa menunjukkan bahwa we don't mind dan kita gak mau diajak ribut atau sibuk untuk urusan yang kalo kupikir itu sepele asal kita bisa mengurus mulai dari diri kita sendiri.

Keep smile! ^_^
CU back in Sydney, Fan.

11:19 am  

Post a Comment

<< Home