Bom London
Pagi tanggal 7/7/2005 waktu Sydney kalo ga salah semua TV menayangkan berita gembira bahwa London terpilih jadi tuan rumah olimpiade 2012. London masih malam tanggal 6 saat itu. Siangnya, TV menayangkan berita tentang London lagi, dan diluar dugaanku, ternyata ada BOM!!! Sangat menyedihkan.
Serasa belum cukup, di London ada lagi bom yang meledak beberapa hari yang lalu. Setelah itu, seorang tak berdosa ditembak mati oleh 5 polisi London karena disangka sebagai teroris. Memang polisi London sudah punya kebijakan "shoot to kill" untuk semua yang dianggep membahayakan. Kejam memang, tapi asalkan seseorang ga macem2 dan lari dari kejaran polisi, polisi tidak akan menembak sepertinya.
Buntut dari insiden 7/7 ini, kebencian terhadap umat islam kembali mencuat. Ada guru ku yang cerita di dekat kampus ada grafiti yang bernada mengancam umat islam. Beliau segera melaporkannya ke polisi.
Editorial surat kabar "The Australian" edisi rabu 27 Juli 2005 pun membuat jengkel. Dengan seenaknya surat kabar ini menggunakan istilah "islamist" untuk merujuk pada kelompok orang islam yang menurutnya: menolak kesetaraan hak2 wanita, rasialis (anti-israel), dan membunuh orang2 islam sendiri di Baghdad dengan bom bunuh diri nya. Aku heran. Kok bisa surat kabar sebesar itu punya pandangan yang cenderung menebarkan kebencian terhadap islam, padahal australia ini digembar-gemborkan sebagai negara yang multi-cultural, yang tidak membeda-bedakan orang dari warna kulit maupun agamanya. Sangat mengecewakan. Bukan Australia nya, tapi surat kabar "The Australian" nya.