Masih tentang ahmadiyah
Terima kasih utk semua teman yg membicarakan masalah ini, dari situ saya bisa dapat banyak hal, bahkan koreksi dari pemikiran saya yang pasti tidak luput dari kesalahan...
Entah kenapa topik ini ingin saya bahas lagi.
Sebenarnya, di mana kah posisi saya mengenai hal ini?
Saya menentang faham ahmadiyah, dan menganggap mereka bukan islam.
Ahmadiyah ini, dalam benak saya setara dengan aliran2 lain yang saya tahu, seperti syiah, sapto darmo (jawa), dll, saya gak setuju dengan aliran2 itu, dan kuanggap bukan islam juga.
Nah terutama dari kasus adanya syiah, saya cenderung bersikap membiarkan saja, mungkin ada sedikit perasaan benci, namun sekaligus terima kasih atas bantuan mereka dalam perjuangan di Palestina. Tapi tidak berarti saya harus membenci teman2 iran saya yang kebetulan syiah.
Nah sikap yang sama saya tujukan ke ahmadiyah. Saya gak ingin ahmadiyah berkembang. Saya ingin ahmadiyah bubar saja. Tapi saya yakin penyelesaian masalah ini bukan dengan cara negara (Indonesia) melarang faham tersebut. Karena ini menjadi tidak adil dengan faham2/aliran2 di luar agama2 yg resmi dianut di Indonesia.
Kalau ahmadiyah dilarang, mestinya pemerintah konsisten juga dengan melarang seluruh aliran kepercayaan lain yang mengambil akar dari agama2x tertentu, termasuk syiah.
Phuff... entah kenapa sekarang ini saya juga tidak sebenci seperti biasanya dulu ke orang2 israel (yahudi). Saya membedakan orang israel itu jadi 2, ada yg pro-zionis, dan yang tidak mendukung zionisme (kenyataannya ada lho yg tidak mendukung zionisme). Selama mereka tidak mendukung zionisme, yasudah, bukan masalah bagiku... Kalau mereka mendukung zionisme, baru bisa kubenci... tapi bencinya karena zionisme, bukan karena mereka yahudi.
Saya pikir SKB yang dikeluarkan pemerintah cukup mengekang ahmadiyah jangan sampai berkembang, dan di saat yang sama tetap menghargai pilihan masing2 individu ttg masalah keyakinan...
Ini sekedar pemikiran saya, masih bisa salah, maaf jika agak bersifat menyinggung...
Entah kenapa topik ini ingin saya bahas lagi.
Sebenarnya, di mana kah posisi saya mengenai hal ini?
Saya menentang faham ahmadiyah, dan menganggap mereka bukan islam.
Ahmadiyah ini, dalam benak saya setara dengan aliran2 lain yang saya tahu, seperti syiah, sapto darmo (jawa), dll, saya gak setuju dengan aliran2 itu, dan kuanggap bukan islam juga.
Nah terutama dari kasus adanya syiah, saya cenderung bersikap membiarkan saja, mungkin ada sedikit perasaan benci, namun sekaligus terima kasih atas bantuan mereka dalam perjuangan di Palestina. Tapi tidak berarti saya harus membenci teman2 iran saya yang kebetulan syiah.
Nah sikap yang sama saya tujukan ke ahmadiyah. Saya gak ingin ahmadiyah berkembang. Saya ingin ahmadiyah bubar saja. Tapi saya yakin penyelesaian masalah ini bukan dengan cara negara (Indonesia) melarang faham tersebut. Karena ini menjadi tidak adil dengan faham2/aliran2 di luar agama2 yg resmi dianut di Indonesia.
Kalau ahmadiyah dilarang, mestinya pemerintah konsisten juga dengan melarang seluruh aliran kepercayaan lain yang mengambil akar dari agama2x tertentu, termasuk syiah.
Phuff... entah kenapa sekarang ini saya juga tidak sebenci seperti biasanya dulu ke orang2 israel (yahudi). Saya membedakan orang israel itu jadi 2, ada yg pro-zionis, dan yang tidak mendukung zionisme (kenyataannya ada lho yg tidak mendukung zionisme). Selama mereka tidak mendukung zionisme, yasudah, bukan masalah bagiku... Kalau mereka mendukung zionisme, baru bisa kubenci... tapi bencinya karena zionisme, bukan karena mereka yahudi.
Saya pikir SKB yang dikeluarkan pemerintah cukup mengekang ahmadiyah jangan sampai berkembang, dan di saat yang sama tetap menghargai pilihan masing2 individu ttg masalah keyakinan...
Ini sekedar pemikiran saya, masih bisa salah, maaf jika agak bersifat menyinggung...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home