Membedakan karena kulit, rambut, dan mata nya beda...
Sudah sering buanget kita dengar cerita perlakuan buruk orang lain di luar negeri terhadap TKI kita misalnya, atau pandangan sinis bule terhadap saudari2 kita yang berjilbab, atau gerutuan nenek2 kulit putih ke orang kulit putih cenderung kuning yang terkesan suka nyelonong, misalnya...
Sikap rasis begini, memang memalukan. Tapi, sadarkah kita, di alam bawah sadar, sebenarnya kita tidak kalah rasis? (yg kumaksud dgn kita adalah kita warga Indonesia sebangsa dan setanah air)
Contoh. Banyak saudara kita yang beragama Islam di tanah air tercinta kita, ternyata punya kebencian berlebih ke orang Yahudi. Memang kupikir alasan kita untuk itu cukup kuat, tapi kebencian kita cenderung menutup mata bahwa sebenarnya tidak semua orang Yahudi itu jahat. Pernahkah kita ketemu dan kenal langsung dengan orang Yahudi? Kalau di Indonesia pasti akan sangat jarang. Kenyataannya, mereka biasa2 saja kok orangnya. Prejudice kita saja yang membuat kita seolah buta. Dan sikap ini memang dipanas2i oleh media di negeri kita yang secara kasat mata memang anti-israel (untungnya sih ;D tapi entah di lubuk hati mereka gimana). Perlukah kuingatkan bahwa kita masih sama2 mengimani nabi Ibrahim?
Kedua. Kita sendiri sering berlaku rasis terhadap bule. Setiap bule yang kita lihat pasti kita asosiasikan dengan budaya barat yang buebas, pergaulan kumpul kebo, budaya minum, dll. Belakangan ini, kita juga punya praduga bersalah bahwa mereka benci Islam. Well, mungkin ini memang benar adanya... tapi tidak berarti kita harus punya jarak dengan mereka. Just take it easy, anggap ga ada apa2? Temani dan pergauli sewajarnya lah mereka, kalau perlu disahabati... Kita juga, jangan sok suci. Di Indonesia mungkin keadaannya sama parahnya walaupun ga seterbuka di sini...
Ketiga. Dan yang ini tidak perlu melihat keadaan di negara lain. Cukup melihat ke dalam kita sendiri, di Indonesia. Ingat kerusuhan '98? Siapakah dari saudara kita yang terpaksa meninggalkan rumahnya? I need not mention it kan? Saudara kita yang kebetulan dilahirkan sipit (me myself is sipit, so i'm allowed to make such comments huahaha) banyak yang diuber2 our so called 'pribumi', entah itu karena iri cemburu atau apa entahlah... Kuakui saja, memang ini memilukan banget. Jadi malu rasanya. I'm not chinese, but at one point in my life (when i was a kid), pernah mengalami diskriminasi dengan alasan begini: "because you are chinese...", kata 'temanku' waktu itu.
Damai yuk damai damai... saling pengertian po' o... :D
Sikap rasis begini, memang memalukan. Tapi, sadarkah kita, di alam bawah sadar, sebenarnya kita tidak kalah rasis? (yg kumaksud dgn kita adalah kita warga Indonesia sebangsa dan setanah air)
Contoh. Banyak saudara kita yang beragama Islam di tanah air tercinta kita, ternyata punya kebencian berlebih ke orang Yahudi. Memang kupikir alasan kita untuk itu cukup kuat, tapi kebencian kita cenderung menutup mata bahwa sebenarnya tidak semua orang Yahudi itu jahat. Pernahkah kita ketemu dan kenal langsung dengan orang Yahudi? Kalau di Indonesia pasti akan sangat jarang. Kenyataannya, mereka biasa2 saja kok orangnya. Prejudice kita saja yang membuat kita seolah buta. Dan sikap ini memang dipanas2i oleh media di negeri kita yang secara kasat mata memang anti-israel (untungnya sih ;D tapi entah di lubuk hati mereka gimana). Perlukah kuingatkan bahwa kita masih sama2 mengimani nabi Ibrahim?
Kedua. Kita sendiri sering berlaku rasis terhadap bule. Setiap bule yang kita lihat pasti kita asosiasikan dengan budaya barat yang buebas, pergaulan kumpul kebo, budaya minum, dll. Belakangan ini, kita juga punya praduga bersalah bahwa mereka benci Islam. Well, mungkin ini memang benar adanya... tapi tidak berarti kita harus punya jarak dengan mereka. Just take it easy, anggap ga ada apa2? Temani dan pergauli sewajarnya lah mereka, kalau perlu disahabati... Kita juga, jangan sok suci. Di Indonesia mungkin keadaannya sama parahnya walaupun ga seterbuka di sini...
Ketiga. Dan yang ini tidak perlu melihat keadaan di negara lain. Cukup melihat ke dalam kita sendiri, di Indonesia. Ingat kerusuhan '98? Siapakah dari saudara kita yang terpaksa meninggalkan rumahnya? I need not mention it kan? Saudara kita yang kebetulan dilahirkan sipit (me myself is sipit, so i'm allowed to make such comments huahaha) banyak yang diuber2 our so called 'pribumi', entah itu karena iri cemburu atau apa entahlah... Kuakui saja, memang ini memilukan banget. Jadi malu rasanya. I'm not chinese, but at one point in my life (when i was a kid), pernah mengalami diskriminasi dengan alasan begini: "because you are chinese...", kata 'temanku' waktu itu.
Damai yuk damai damai... saling pengertian po' o... :D
1 Comments:
Kita patut bersyukur karena diberi kesempatan tuk terpapar dengan dunia luar yang beragam dan itu membuat kita menghargai perbedaan yang timbul dari masing2 individu. Hanya sayang, sebagain besar bangsa Indonesia masih menganut paham keseragaman, jadi begitu ada yang berbeda sedikit "utamanya religi" biasanya langsung dieliminasi. Wawasan & pemahaman mereka sepertinya masih perlu diupgrade^_^
Post a Comment
<< Home