Lidah
Belum lama ini dapat forward-an email (atau baca di blog orang ya?), tentang kisah seorang pegawai Pos yang mengalami sesuatu pada lidahnya. Di situ diceritakan, menurut CNN, ada seorang cewek pegawai Pos yang suatu hari pernah menjilati banyak amplop surat. Itu lho, lem di penutup amplop surat. Banyak banget. Malamnya, orang itu mengeluh lidahnya agak sakit. Besoknya diperiksa ke dokter tidak ditemukan masalah apa2. Tapi sakitnya tidak hilang. Lebih parah lagi, ternyata lidahnya makin sakit dan agak membengkak... dan dari mulutnya keluar kecoa! Akhirnya dia ke dokter lagi, ke rumah sakit malahan, untuk meriksakan lidahnya. Duh kasihan sekali, ternyata ditemukan telur kecoa di dalam lidahnya yang lembab itu.
Sungguh menjijikkan cerita ini, tapi kuyakin ini sekedar hoax. Tidak perlu dipercayai sebagai kisah nyata sebelum dapat konfirmasi. Apalagi, telur kecoa itu bukannya besar2?? Sebesar butiran beras kan ya? Yang hitam itu? Terus, berita itu membawa-bawa nama CNN pula.. salah satu ciri hoax haha :p
Masih tentang lidah, tempo hari si Erwin cerita ke kita tentang salah satu nasihat bapaknya. Ayahnya pernah berkata, "Erwin, words are different than money. When you spend money, you can still get it back. But when you say something, you can't take back your words." (Waktu itu Erwin ngobrol sama Bashar dan aku, jadi pakai bahasa Inggris hehe)
Wuh, gila. Iya bener juga ya nasihat bapaknya Erwin. Jadi, jangan ngomong apa2 deh kalau ga perlu hihi.
Yang itu tadi masih ada kaitannya dgn lidah kan? Lidah, selain buat merasakan enaknya rawon, bisa juga buat ngomong, jadi ... ya... ada kan hubungannya? (berusaha mencari pembenaran judul postingan ini)
Satu lagi, yang terakhir... tidak terlalu penting si. Tentang lidah lagi. Lidahku tepatnya. Ternyata... bahasa Jawa sudah terpatri di dalam lidahku. Kalau bicara bahasa Indonesia, medoknya pasti keluar. Bahkan yang lebih parah, kosakata yang kupilih ketika berbicara dgn teman2 yang tidak berbahasa jawa, kadang2 adalah kata2 Jawa tanpa kusadari... misalnya "mbuh", "thok", "peyok", dan mbuh masih banyak lagi. Parah banget e. Sampai sms pun, kata tanpa makna "e" kadang kutambahkan seperti, "ku br bgn e..."
Nah tapi yang parah, jawa ku itu cuma jawa ngoko. Bahasa Jawa kromo yang halus itu masih sulit sekali bagiku... lebih susah ketimbang bahasa Inggris :(
Nggih ngaten meniko. Kulo tiyang jogja boten beres. Boten saged ngendikan ngangge coro alus. Boso inggris nggih boten saged lancar. Menawi ngendikan kaliyan rencang2, kathah ngangge boso Indonesia campur Jawa...
Hmm asik juga kali ya kalau posting-an ku sekali2 dalam bahasa Jawa. Mungkin besok lah, mau posting dlm bhs Jawa hahaha :p
Sungguh menjijikkan cerita ini, tapi kuyakin ini sekedar hoax. Tidak perlu dipercayai sebagai kisah nyata sebelum dapat konfirmasi. Apalagi, telur kecoa itu bukannya besar2?? Sebesar butiran beras kan ya? Yang hitam itu? Terus, berita itu membawa-bawa nama CNN pula.. salah satu ciri hoax haha :p
Masih tentang lidah, tempo hari si Erwin cerita ke kita tentang salah satu nasihat bapaknya. Ayahnya pernah berkata, "Erwin, words are different than money. When you spend money, you can still get it back. But when you say something, you can't take back your words." (Waktu itu Erwin ngobrol sama Bashar dan aku, jadi pakai bahasa Inggris hehe)
Wuh, gila. Iya bener juga ya nasihat bapaknya Erwin. Jadi, jangan ngomong apa2 deh kalau ga perlu hihi.
Yang itu tadi masih ada kaitannya dgn lidah kan? Lidah, selain buat merasakan enaknya rawon, bisa juga buat ngomong, jadi ... ya... ada kan hubungannya? (berusaha mencari pembenaran judul postingan ini)
Satu lagi, yang terakhir... tidak terlalu penting si. Tentang lidah lagi. Lidahku tepatnya. Ternyata... bahasa Jawa sudah terpatri di dalam lidahku. Kalau bicara bahasa Indonesia, medoknya pasti keluar. Bahkan yang lebih parah, kosakata yang kupilih ketika berbicara dgn teman2 yang tidak berbahasa jawa, kadang2 adalah kata2 Jawa tanpa kusadari... misalnya "mbuh", "thok", "peyok", dan mbuh masih banyak lagi. Parah banget e. Sampai sms pun, kata tanpa makna "e" kadang kutambahkan seperti, "ku br bgn e..."
Nah tapi yang parah, jawa ku itu cuma jawa ngoko. Bahasa Jawa kromo yang halus itu masih sulit sekali bagiku... lebih susah ketimbang bahasa Inggris :(
Nggih ngaten meniko. Kulo tiyang jogja boten beres. Boten saged ngendikan ngangge coro alus. Boso inggris nggih boten saged lancar. Menawi ngendikan kaliyan rencang2, kathah ngangge boso Indonesia campur Jawa...
Hmm asik juga kali ya kalau posting-an ku sekali2 dalam bahasa Jawa. Mungkin besok lah, mau posting dlm bhs Jawa hahaha :p
2 Comments:
wah aku ga ngerti jowo fan, harus ditranslate tuh :D
Gak papa, pake bahasa jawa aja terus, ntar aku kasih commentnya dalam bahasa bugis ya, gimana? deal^_^
Post a Comment
<< Home